Selasa, 27 September 2011

JURNAL FIREWALL PADA JARINGAN SKALA LUAS

0 komentar
ABSTRAK


      Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di setiap perusahaan
terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan
tersebut. Internet yang mulai populer saat ini adalah suatu jaringan komputer raksasa
yang merupakan jaringan komputer yang terhubung dan dapat saling berinteraksi. Hal ini
dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi jaringan yang sangat pesat. Tetapi
dalam beberapa hal terhubung dengan internet bisa menjadi suatu ancaman yang
berbahaya, banyak serangan yang dapat terjadi baik dari dalam maupun luar seperti virus,
trojan, maupun hacker. Pada akhirnya security komputer dan jaringan komputer akan
memegang peranan yang penting dalam kasus ini.

     Suatu konfigurasi firewall yang baik dan optimal dapat mengurangi ancaman-ancaman tersebut. Konfigurasi firewall terdapat 3 jenis diantaranya adalah screened host firewall system (single-homed bastion), screened host firewall system (Dual-homed bastion), dan screened subnet firewall. Dan juga mengkonfigurasikan firewall dengan membuka portport yang tepat untuk melakukan hubungan koneksi ke internet, karena dengan mengkonfigurasi port-port tersebut suatu firewall dapat menyaring paket-paket data yang masuk yang sesuai dengan policy atau kebijakannya. Arsitektur firewall ini yang akan digunakan untuk mengoptimalkan suatu firewall pada jaringan.

Bab I
Pendahuluan
1.1.  Latar Belakang

      Internet seringkali disebut sebagai dunia tanpa batas. Beragam informasi bisa didapat di internet dan siapapun bisa mengakses informasi tersebut. Seiring perkembangan
teknologi informasi, internet tak hanya memberikan kontribusi positif bagi kehidupan
tetapi juga ancaman. Ancaman lebih menakutkan justru datang dari dunia maya, mulai
dari serangan virus, trojan, phishing hingga cracker yang bias mengobokobok keamanan
sistem komputer. Terhubung ke internet ibaratnya membuka pintu komputer untuk bisa diakses oleh siapapun. Melalui pintu tersebutlah, anda dengan sangat mudah bisa menjelajahi belantara dunia maya entah itu untuk berbelanja online, membaca berita terkini, mengirim e_mail dan lain sebagainya. Namun melalui pintu itu pulalah, hacker bisa masuk dan dengan mudah mengobokobok bahkan mengambil alih kendali system komputer. Pada banyak kesempatan, kita perlu menentukan pilihan mana yang harus dipercaya dan mana yang tidak. Sekalipun sesuatu itu berasal dari sumber yang terpercaya dan aman untuk dijalankan. Bisa saja Anda menerima e_mail dari sumber terpercaya yang di dalamnya disertakan sebuah link dan mengkliknya. Namun siapa sangka jika ternyata melalui link tersebut, hacker menyelipkan program jahat untuk mematamatai komputer tanpa sepengetahuan Anda. Untuk itulah, komputer membutuhkan suatu benteng yang mampu melindungi komputer dari ancaman berbahaya di internet. Di dunia maya, benteng ini disebut dengan firewall.


      Keamanan komputer maupun jaringan komputer, terutama yang terhubung ke internet harus direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik agar dapat melindungi sumber daya (resource) dan investasi di dalamnya. Informasi (data) dan service (pelayanan) sudah menjadi sebuah komoditi yang sangat penting. Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat menjadi sangat esensial bagi suatu organisasi, baik yang berupa organisasi komersial (perusahaan), perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, maupun individual (pribadi).

1.2. Tujuan
      Berdasarkan dari latar belakang diatas tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat
mengoptimalisasikan firewall pada jaringan sehingga dapat mengurangi ancamanancaman yang terdapat di dalam dunia internet dan kita menjadi merasa lebih nyaman menjelajahi dunia internet.

1.3. Metode Penelitian
      Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tulisan jurnal ini adalah dengan
menggunakan Literatur. Dengan metode tersebut penulis mengumpulkan berbagai
informasi yang berhubungan dengan pokok pembahasan pada tulisan jurnal ini.

BAB II
Landasan Teori
2.1. Jaringan Komputer
      Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.
Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan
diantara satu dengan yang lain, dan saling berbagi sumber daya misalnya CDROM,
Printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara
elektronik.


2.1.1. Jenis – Jenis Jaringan
Ada 3 macam jenis jaringan, yaitu :

1. Local Area Network (LAN)
    LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi
oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah
sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi.



Sumber : http://www.itgeorgia.com/images/WebNetwork4.gif

2. Metropolitan Area Network (MAN)
    MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah
dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah
jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh
yaitu jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di dalam sebuah
kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya.







 
3. Wide Area Network (WAN)
    Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya sudah
menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan
jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Negara-negara lain.


2.2. Firewall
Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang sangat terbuka di dunia, konsekuensi
yang harus di tanggung adalah tidak ada jaminan keamanan bagi jaringan yang terkait ke
Internet. Artinya jika operator jaringan tidak hati-hati dalam menset-up sistemnya, maka
kemungkinan besar jaringan yang terkait ke Internet akan dengan mudah dimasuki orang
yang tidak di undang dari luar. Adalah tugas dari operator jaringan yang bersangkutan,
untuk menekan resiko tersebut seminimal mungkin. Pemilihan strategi dan kecakapan
administrator jaringan ini, akan sangat membedakan apakah suatu jaringan mudah
ditembus atau tidak.


          Firewall merupakan alat untuk mengimplementasikan kebijakan security (security
policy). Sedangkan kebijakan security, dibuat berdasarkan perimbangan antara fasilitas
yang disediakan dengan implikasi security-nya. Semakin ketat kebijakan security,
semakin kompleks konfigurasi layanan informasi atau semakin sedikit fasilitas yang
tersedia di jaringan. Sebaliknya, dengan semakin banyak fasilitas yang tersedia atau
sedemikian sederhananya konfigurasi yang diterapkan, maka semakin mudah orang orang ‘usil‘ dari luar masuk kedalam sistem (akibat langsung dari lemahnya kebijakan security).

          Dalam dunia nyata, firewall adalah dinding yang bisa memisahkan ruangan, sehingga kebakaran pada suatu ruangan tidak menjalar ke ruangan lainnya. Tapi sebenarnya firewall di Internet lebih seperti pertahanan disekeliling benteng, yakni mempertahankan terhadap serangan dari luar. Gunanya:


• membatasi gerak orang yang masuk ke dalam jaringan internal
• membatasi gerak orang yang keluar dari jaringan internal
• mencegah penyerang mendekati pertahanan yang berlapis

Jadi yang keluar masuk firewall harus acceptable. Firewall merupakan kombinasi dari
router, server, dan software pelengkap yang tepat.
Firewall merupakan suatu cara/sistem/mekanisme yang diterapkan baik terhadap
hardware , software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, baik
dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak suatu atau semua hubungan/kegiatan suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah workstation, server, router, atau local area network (LAN) anda.



Sumber : Artikel Internet (Firewall)


Firewall didefinisikan sebagai sebuah komponen atau kumpulan komponen yang
membatasi akses antara sebuah jaringan yang diproteksi dan internet, atau antara
kumpulan-kumpulan jaringan lainnya (Building Internet Firewalls, oleh Chapman dan
Zwicky). A firewall is a system or group of systems that enforces an access control policy
between two networks (http://www.clark.net/pub/mjr/pubs/fwfaq/). The main purpose of a
firewall system is to control access to or from a protected network. It implements a
network access policy by forcing connections to pass through the firewall, where they can
be examined and evaluated (http://csrc.ncsl.nist.gov/nistpubs/800-10/node31.html).

2.2.1 Tugas – Tugas Firewall
Firewall secara umum di peruntukkan untuk melayani :
• Mesin/Komputer
Setiap mesin komputer yang terhubung langsung ke jaringan luar atau internet dan
menginginkan semua yang terdapat pada komputernya terlindungi.

• Jaringan
Jaringan komputer yang terdiri lebih dari satu buah komputer dan berbagai jenis
topologi jaringan yang digunakan, baik yang di miliki oleh perusahaan, organisasi
dsb.
Firewall mempunyai beberapa tugas :
• Pertama dan yang terpenting adalah: harus dapat mengimplementasikan kebijakan
security di jaringan (site security policy). Jika aksi tertentu tidak diperbolehkan oleh
kebijakan ini, maka firewall harus meyakinkan bahwa semua usaha yang mewakili
operasi tersebut harus gagal atau digagalkan. Dengan demikian, semua akses ilegal
antar jaringan (tidak diotorisasikan) akan ditolak.
• Melakukan filtering: mewajibkan semua trafik yang ada untuk dilewatkan melalui
firewall bagi semua proses pemberian dan pemanfaatan layanan informasi. Dalam
konteks ini, aliran paket data dari/menuju firewall, diseleksi berdasarkan IP-address,
nomor port, atau arahnya, dan disesuaikan dengan kebijakan security.
• Firewall juga harus dapat merekam/mencatat even-even mencurigakan serta
memberitahu administrator terhadap segala usaha-usaha menembus kebijakan
security.

Ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh firewall :
• Firewall tidak bisa melindungi dari serangan orang dalam
• Firewall tidak bisa melindungi serangan yang tidak melalui firewall tersebut (tidak
melalui chocke point). Misalnya ada yang memasang dial-up service, sehingga
jaringan bisa diakses lewat modem.
• Firewall tidak bisa melindungi jaringan internal terhadap serangan-serangan model
baru.
• Firewall tidak bisa melindungi jaringan terhadap virus.
Sumber : Artikel Internet (Modul Personal Firewall)

2.2.2. Karakteristik Firewall
1. Seluruh hubungan/kegiatan dari dalam ke luar , harus melewati firewall. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi baik secara fisik semua akses
terhadap jaringan lokal, kecuali melewati firewall. Banyak sekali bentuk jaringan
yang memungkinkan.
2. Hanya Kegiatan yang terdaftar/dikenal yang dapat melewati/melakukan hubungan,
hal ini dapat dilakukan dengan mengatur policy pada konfigurasi keamanan lokal.
Banyak sekali jenis firewall yang dapat dipilih sekaligus berbagai jenis policy yang
ditawarkan.
3. Firewall itu sendiri haruslah kebal atau relatif kuat terhadap serangan/kelemahan.
Hal ini berarti penggunaan sistem yang dapat dipercaya dan dengan operating system
yang relatif aman.

2.2.3. Teknik Yang Digunakan Firewall
1. Service Control (kendali terhadap layanan)
    Berdasarkan tipe-tipe layanan yang digunakan di Internet dan boleh diakses baik
untuk kedalam ataupun keluar firewall. Biasanya firewall akan mencek no IP
Address dan juga nomor port yang di gunakan baik pada protokol TCP dan UDP,
bahkan bisa dilengkapi software untuk proxy yang akan menerima dan
menterjemahkan setiap permintaan akan suatu layanan sebelum mengijinkannya.
Bahkan bisa jadi software pada server itu sendiri, seperti layanan untuk web maupun
untuk mail.

2. Direction Conrol (kendali terhadap arah)
    Berdasarkan arah dari berbagai permintaan (request) terhadap layanan yang akan
dikenali dan diijinkan lewat firewall.

3. User control (kendali terhadap pengguna)
    Berdasarkan pengguna/user untuk dapat menjalankan suatu layanan, artinya ada user
yang dapat dan ada yang tidak dapat menjalankan suatu servis,hal ini di karenakan
user tersebut tidak di ijinkan untuk melewati firewall. Biasanya digunakan untuk
membatasi user dari jaringan lokal untuk mengakses keluar, tetapi bisa juga
diterapkan untuk membatasi terhadap pengguna dari luar.

4. Behavior Control (kendali terhadap perlakuan)
    Berdasarkan seberapa banyak layanan itu telah digunakan. Misal, firewall dapat
memfilter email untuk menanggulangi/mencegah spam.

2.2.4. Tipe – Tipe Firewall
1. Packet Filtering Router
    Packet Filtering diaplikasikan dengan cara mengatur semua packet IP baik yang
menuju, melewati atau akan dituju oleh packet tersebut. Pada tipe ini packet tersebut
akan diatur apakah akan di terima dan diteruskan atau di tolak. Penyaringan packet
ini di konfigurasikan untuk menyaring paket yang akan di transfer secara dua arah
(baik dari dan ke jaringan lokal). Aturan penyaringan didasarkan pada header IP dan
transport header, termasuk juga alamat awal (IP) dan alamat tujuan (IP), protocol
transport yang di gunakan (UDP, TCP), serta nomor port yang digunakan. Kelebihan
dari tipe ini adalah mudah untuk di implementasikan, transparan untuk pemakai,
relatif lebih cepat.


     Adapun kelemahannya adalah cukup rumitnya untuk menyetting paket yang akan
difilter secara tepat, serta lemah dalam hal authentikasi. Adapun serangan yang dapat
terjadi pada firewall dengan tipe ini adalah:
• IP address spoofing : Intruder (penyusup) dari luar dapat melakukan ini dengan
cara menyertakan/menggunakan ip address jaringan lokal yang telah diijinkan
untuk melalui firewall.
• Source routing attacks : Tipe ini tidak menganalisa informasi routing sumber IP,
sehingga memungkinkan untuk membypass firewall.
• Tiny Fragment attacks : Intruder membagi IP kedalam bagian-bagian (fragment)
yang lebih kecil dan memaksa terbaginya informasi mengenai TCP header.
Serangan jenis ini di design untuk menipu aturan penyaringan yang bergantung
kepada informasi dari TCP header. Penyerang berharap hanya bagian (fragment)
pertama saja yang akan di periksa dan sisanya akan bisa lewat dengan bebas. Hal
ini dapat di tanggulangi dengan cara menolak semua packet dengan protocol TCP
dan memiliki offset = 1 pada IP fragment (bagian IP)


Sumber : Artikel Internet (Ammar-Firewall)



2. Application-Level Gateway
   Application-level Gateway yang biasa juga di kenal sebagai proxy server yang berfungsi untuk memperkuat/menyalurkan arus aplikasi. Tipe ini akan mengatur semua hubungan yang menggunakan layer aplikasi ,baik itu FTP, HTTP, GOPHER dll.
Cara kerjanya adalah apabila ada pengguna yang menggunakan salah satu aplikasi
semisal FTP untuk mengakses secara remote, maka gateway akan meminta user
memasukkan alamat remote host yang akan di akses.Saat pengguna mengirimkan user ID serta informasi lainnya yang sesuai maka gateway akan melakukan hubungan terhadap aplikasi tersebut yang terdapat pada remote host, dan menyalurkan data diantara kedua titik. Apabila data tersebut tidak sesuai maka firewall tidak akan meneruskan data
tersebut atau menolaknya. Lebih jauh lagi, pada tipe ini firewall dapat di konfigurasikan
untuk hanya mendukung beberapa aplikasi saja dan menolak aplikasi lainnya untuk
melewati firewall.
Kelebihannya adalah relatif lebih aman daripada tipe packet filtering router lebih mudah
untuk memeriksa dan mendata semua aliran data yang masuk pada level aplikasi.
Kekurangannya adalah pemrosesan tambahan yang berlebih pada setiap hubungan. Yang
akan mengakibatkan terdapat dua buah sambungan koneksi antara pemakai dan gateway,
dimana gateway akan memeriksa dan meneruskan semua arus dari dua arah.
Sumber : Artikel Internet (Ammar-Firewall)


3. Circuit-level Gateway
    Tipe ketiga ini dapat merupakan sistem yang berdiri sendiri , atau juga dapat
merupakan fungsi khusus yang terbentuk dari tipe application-level gateway.tipe ini
tidak mengijinkan koneksi TCP end to end (langsung) Cara kerjanya : Gateway akan mengatur kedua hubungan TCP tersebut, 1 antara dirinya dengan TCP pada pengguna lokal (inner host) serta 1 lagi antara dirinya dengan TCP pengguna luar (outside host). Saat dua buah hubungan terlaksana, gateway akan menyalurkan TCP segment dari satu hubungan ke lainnya tanpa memeriksa isinya. Fungsi pengamanannya terletak pada penentuan hubungan mana yang di ijinkan. Penggunaan tipe ini biasanya dikarenakan administrator percaya dengan pengguna internal (internal users).

Sumber : Artikel Internet (Ammar-Firewall)


2.2.5. Merencanakan Jaringan Dengan Fireawll
         Merencanakan sistem firewall pada jaringan, berkaitan erat dengan jenis fasilitas apa yang akan disediakan bagi para pemakai, sejauh mana level resiko-security yang bisa
diterima, serta berapa banyak waktu, biaya dan keahlian yang tersedia (faktor teknis dan
ekonomis). Firewall umumnya terdiri dari bagian filter (disebut juga screen atau choke)
dan bagian gateway (gate). Filter berfungsi untuk membatasi akses, mempersempit kanal, atau untuk memblok kelas trafik tertentu.
         Terjadinya pembatasan akses, berarti akan mengurangi fungsi jaringan. Untuk tetap
menjaga fungsi komunikasi jaringan dalam lingkungan yang ber-firewall, umumnya
ditempuh dua cara :
• Pertama, bila kita bayangkan jaringan kita berada dalam perlindungan sebuah
benteng, komunikasi dapat terjadi melalui pintu-pintu keluar benteng tersebut. Cara
ini dikenal sebagai packet-filtering, dimana filter hanya digunakan untuk menolak
trafik pada kanal yang tidak digunakan atau kanal dengan resiko-security cukup
besar, sedangkan trafik pada kanal yang lain masih tetap diperbolehkan.
Berbagai kebijakan dapat diterapkan dalam melakukan operasi packet filtering. Pada
intinya, berupa mekanisme pengontrollan data yang diperbolehkan mengalir dari
dan/atau ke jaringan internal, dengan menggunakan beberapa parameter yang
tercantum dalam header paket data: arah (inbound atau outbound), address asal dan
tujuan, port asal dan tujuan, serta jenis protocol transport. Router akan mengevaluasi
informasi ini dalam setiap paket data yang mengalir melaluinya, kemudian
menetapkan aksi yang harus dilakukan terhadap paket tersebut, berdasarkan set
aturan/program dalam packet-filtering. Sehingga keputusan routing dasar router
tersebut, kemudian dilengkapi dengan bagian dari kebijakan security jaringan.
Tabel berikut akan menunjukan contoh konfigurasi operasi packet-filtering, untuk
menyediakan hanya fasilitas SMTP inbound dan outbound pada jaringan.




Sumber : http://www.klik-kanan.com/fokus/firewall4.shtml

Aturan A dan B melayani hubungan SMTP inbound (email datang), aturan C dan D
melayani hubungan SMTP outbound (email keluar) serta aturan E merupakan aturan
default yang dilakukan bila aturan aturan sebelumnya gagal. Kalau diamati lebih
dekat, selain trafik SMTP konfigurasi tersebut juga masih membolehkan hubungan
masuk dan keluar pada port >1023 (aturan B dan D), sehingga terdapat kemungkinan
bagi program-program server seperti X11 (port 6000), OpenWindows (port 2000),
atau kebanyakan program basis-data (Sybase, Oracle, Informix, dll), untuk
dihubungi dari luar. Untuk menutup kemungkinan ini, diperlukan evaluasi parameter
lain, seperti evaluasi port asal. Dengan cara ini, satu-satunya celah menembus
firewall adalah dengan menggunakan port SMTP. Bila kita masih juga kurang yakin
dengan kejujuran para pengguna port ini, dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dari
informasi ACK.

• Cara kedua, menggunakan sistem proxy, dimana setiap komunikasi yang terjadi
antar kedua jaringan harus dilakukan melalui suatu operator, dalam hal ini proxy
server. Beberapa protokol, seperti telnet dan SMTP (Simple Mail Transport
Protocol), akan lebih efektif ditangani dengan evaluasi paket (packet filtering),
sedangkan yang lain seperti FTP (File Transfert Protocol), Archie, Gopher dan
HTTP (Hyper-Text Transport Protocol) akan lebih efektif ditangani dengan sistem
proxy. Kebanyakan firewall menggunakan kombinasi kedua teknik ini (packet
filtering dan proxy).
Dalam jaringan yang menerapkan sistem proxy, hubungan komunikasi ke internet
dilakukan melalui sistem pendelegasian. Komputer-komputer yang dapat dikenali
oleh internet bertindak sebagai 'wakil' bagi mesin lain yang ingin berhubungan ke
luar. Proxy server untuk (kumpulan) protokol tertentu dijalankan pada dual-homed
host atau bastion-host, dimana seluruh pemakai jaringan dapat berkomunikasi
dengannya, kemudian proxy server ini bertindak sebagai delegasi. Dengan kata lain
setiap program client akan berhubungan dengan proxy server dan proxy server ini
lah yang akan berhubungan dengan server sebenarnya di internet. Proxy server akan
mengevaluasi setiap permintaan hubungan dari client dan memutuskan mana yang
diperbolehkan dan mana yang tidak. Bila permintaan hubungan ini disetujui, maka
proxy server me-relay permintaan tersebut pada server sebenarnya.




 Sumber : http://www.klik-kanan.com/fokus/firewall4.shtml

Ada beberapa istilah menunjuk pada tipe proxy server, diantaranya proxy level aplikasi,
proxy level circuit, proxy generik atau khusus, proxy cerdas, dll. Apapun jenis proxy
yang digunakan, ada beberapa konsekuensi implementasi sistem ini:


• Pada umumnya memerlukan modifikasi client dan/atau prosedur akses serta
menuntut penyediaan program server berbeda untuk setiap aplikasi.
• Penggunaan sistem proxy memungkinkan penggunaan private IP Address bagi
jaringan internal. Konsekuensinya kita bisa memilih untuk menggunakan IP Address
kelas A (10.x.x.x) untuk private IP address yang digunakan dalam jaringan internet;
sehingga komputer yang dapat tersambung dalam jaringan internal dapat mencapai
jumlah jutaan komputer.
• Paket SOCKS atau TIS FWTK merupakan contoh paket perangkat lunak proxy yang
sering digunakan dan tersedia bebas di internet.

BAB III
Pembahasan
Untuk melakukan optimalisasi suatu firewall ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Diantaranya :
_ Yang pertama kita perlu menentukan Policy atau kebijakan firewall terebut. Kerena
penentuan policy atau kebijakan merupak hal yang sangat penting, baik atau buruknya
sebuah firewall sangat ditentukan oleh policy atau kebijakan yang diterapkan. Penentuan
kebijakan tersebut meliputi :

• Menentukan apa saja yang perlu dilayani. Artinya apa saja yang akan dikenai
kebijakan yang akan kita buat.
• Menentukan individu atau kelompok-kelompok yang akan dikenai policy atau
kebijakan tersebut.
• Menentukan layanan-layanan yang dibuthkan oleh tiap-tiap individu atau
kelompok yang menggunakan jaringan.
• Berdasarkan setiap layanan yang digunakan oleh individu atau kelompok tersebut
akan ditentukan bagaimanan konfigurasi terbaik yang akan membuatnya semakin
nyaman.
• Menerapkan semua policy atau kebijakan tersebut.


_ Berikutnya dapat menganalisis daftar port-port yang digunakan oleh berbagai
protocol dan membuka port-port tersebut kedalam firewall dan port-port terebut harus
tepat. Server web biasanya diidentifikasikan melalui port 80, FTP (File Transfer
Protocol) melalui port 21, SSH melaui port 22. Port ini menunjukan port mana yang
harus dibuka di sisi server web. Pada PC port-port yang perlu dibuka adalah untuk
membuat koneksi keluar, settingan untuk itu biasanya telah dilakukan oleh firewall secara otomatis ketika ketika kita menjalankan sebuah program yang memerlukan koneksi ke internet. Ketika kita telah mengetahui port-port mana saja yang dibutuhkan oleh program buka port-port tersebut kedalam firewall.

   Pada dasarnya, semakin banyak port yang terbuka pada firewall maka semakin tidak
aman PC tersebut, terutama pada file dan printer-sharing di bawah Windows. Hacker
sering menemukan dan memanfaatkan titik-titik kelemahan yang ada. Jika kita sedang
menggunakan notebook yang terhubung ke hotspot umum tutup port-port yang terbuka.
Firewall modern akan secara otomatis mengenali jaringan dan mengkonfigurasi diri
sendiri seseuai dengan situasi. Kebanyakan firewall masa kini menawarkan fungsi setting
otomatis untuk file dan printer-sharing. Pada firewall lain seperti XP-firewall harus setiap
kali dikonfugurasi secara manual. Untuk mengaktifkan file dan printer-sharing, buka port
TCP 139 dan 445 serta port UDP 137 dan 138 untuk data masuk. Selain itu kita perlu
mengijinkan permintaan echo ICMP.

    Apabila kita terkoneksi ke internet melalui sebuah router ada baiknya jika
mengkonfigurasi router tersebut. Settingan router yang perlu dirubah adalah fungsi Port
Forwarding yang harus diaktifkan, karena pada kebanyakan router suatu fungsi Port
Forwarding biasanya telah dimatikan secara default. Dengan konfigurasi yang tepat,
router akan menolak paket IP dengan pengirim palsu.
_ Pengoptimalisasian firewall yang berikutnya adalah menentukan konfigurasi suatu
firewall dengan tepat. Ada beberapa konfigurasi firewall :
• Dual-homed host


Sumber : http://library.adisanggoro.or.id/Security/TransparanDigisec-5firewall.htm
Dual homed host bisa menjadi router, namun untuk menjadi firewall lalu lalu-lintas
IP dalam arsitektur ini benar-benar di-blok. Jadi kalau ada paket yang mau keluar
masuk, harus lewat proxy.
• Screened Host


Menggunakan bastion host yang diletakkan dalam intranet, dan seluruh komunikasi
keluar masuk harus melalui proxy pada bastion dan kemudian melalui screening
router. Bastion host merupakan sistem/bagian yang dianggap tempat terkuat dalam
sistem keamanan jaringan oleh administrator.atau dapat di sebut bagian terdepan
yang dianggap paling kuat dalam menahan serangan, sehingga menjadi bagian
terpenting dalam pengamanan jaringan, biasanya merupakan komponen firewall atau
bagian terluar sistem publik.
Sekilas terlihat bahwa dual-homed architecture lebih aman, tetapi dalam prakteknya
banyak kegagalan sistem yang memungkinkan paket lewat dari satu sisi ke sisi
lainnya dalam dual homed architecture. Jadi alasan utama menggunakan screened
host architecture adalah karena router lebih mudah diamankan ketimbang sebuah
komputer/host. Kejelekan utama kedua-duanya adalah mereka memiliki ‘single point
of failure’.
• Screened Subnet 

Alasan mengapa Bastion host sering menjadi target serangan. Karena idenya adalah
kalau bastion host berhasil dibobol, jangan sampai penyerang masuk ke dalam
jaringan internal. Oleh karena itu bastion host diletakkan di perimeter network.
Untuk membobol jaringan, hacker harus menyerang exterior router dan interior
router. Ada juga yang memiliki perimeter berlapis, dimana syaratnya agar efektif
adalah sistem pertahan tiap lapis harus berbeda-beda.
Perimeter network yaitu kalau ada orang yang berhasil menembus ke exterior router
dan bastion, maka sang penyerang hanya bisa melihat paket yang berkeliaran di
perimeter network saja. Jadi lalu-lintas komunikasi pada jaringan internal (yang
relatif sensitif) tidak dapat dilihat oleh penyerang dari perimeter network.
Bastion host Bertindak sebagai titik masuk koneksi dari luar, termasuk SMTP, FTP
dan DNS. Sedangkan untuk melakukan koneksi dari client ke server di Internet dapat
dilakukan dengan 2 cara:
Mengizinkan router-router agar klien bisa berhubungan dengan server Internet
secara langsung.
Menggunakan proxy server pada bastion.
Interior router melindungi internal network dari Internet dan perimeter network.
Sebaiknya lalu-lintas yang diizinkan antara bastion dengan client, hanyalah yang
penting-penting saja. Misalnya hubungan SMTP antara bastion dengan mail server
internal. Perhatikan komputer server internal apa saja yang terhubung dengan
bastion, karena itulah yang akan menjadi target serangan jika bastion berhasil
dihancurkan oleh hacker.
Exterior router pada prakteknya mengizinkan banyak paket keluar, dan hanya sedikit
memfilter paket masuk. Namun, biasanya untuk screening network internal,
settingnya sama antara internal dan external router. Tugas utama external router
adalah untuk memblok paket yang memiliki alamat yang palsu dari luar (karena
berusaha menyamar dengan alamat IP salah satu host dalam internal network).
Karena pasti dari Internet. Kenapa tidak di internal router? Karena masih bisa dari
perimeter net yang sedikit lebih trusted.

BAB IV
Kesimpulan
Suatu keamanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia internet baik
keamanan komputer maupun keamanan jaringan yang banyak dipenuhi dengan berbagai
ancaman baik dari dalam maupun dari luar, dan firewall merupakan solusi untuk dapat
mengatasi keamanan tersebut. Dengan suatu konfigurasi yang tepat pada firewall maka
kemungkinan untuk mengamankan suatu data atau komputer pada jaringan menjadi jauh
lebih aman.
Konfigrasi suatu firewall yang pertama adalah penentuan policy atau kebijakan firewall
tersebut tentang apa saja yang akan dikenai kebijakan tersebut, siapa saja yang akan
dikenai kebijakan tersebut dan layanan-layanan yang dibutuhkan tiap individu tersebut.
Kemudian menentukan port-port yang digunakan oleh berbagai protokol dan membuka
port-port tersebut kedalam firewall, dan juga membuka port yang digunakan untuk file
sharing dan request ping. Selanjutnya adalah menentukan suatu konfigurasi yang tepat
dan sesuai dengan keadaan jaringannya. Screened subnet merupakan konfigurasi yang
paling tinggi tingkat keamanannya, karena pada konfigurasi ini digunakan 2 buah paket
filtering router, sehingga jaringan local menjadi tidak terlihat (invisible) dan tidak dapat
mengkonstruksi routing langsung ke internet atau dengan kata lain internet menjadi
invisible karena router luar yang akan melayani hubungan antara internet dan bastion
host, namum bukan berarti jaringan local tidak dapat melakukan koneksi ke internet.
Dengan konfigurasi tersebut memungkinkan firewall kita dapat menigkatkan keamanan
yang jauh lebih baik dari ancaman-ancaman internet. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa jaringan kita tetap dapat diserang oleh hacker yang serangannya sangat terarah. Namun lebih baik sedikit terlindungi daripada tidak sama sekali.
newer post
newer post Home