ABSTRAK
Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di
setiap perusahaan
terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di
dalam perusahaan
tersebut. Internet yang mulai populer saat ini adalah suatu
jaringan komputer raksasa
yang merupakan jaringan komputer yang terhubung dan dapat saling
berinteraksi. Hal ini
dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi jaringan yang
sangat pesat. Tetapi
dalam beberapa hal terhubung dengan internet bisa menjadi suatu
ancaman yang
berbahaya, banyak serangan yang dapat terjadi baik dari dalam
maupun luar seperti virus,
trojan, maupun hacker. Pada akhirnya security komputer dan
jaringan komputer akan
memegang peranan yang penting dalam kasus ini.
Suatu konfigurasi firewall yang baik dan optimal dapat mengurangi ancaman-ancaman tersebut. Konfigurasi firewall terdapat 3 jenis diantaranya adalah screened host firewall system (single-homed bastion), screened host firewall system (Dual-homed bastion), dan screened subnet firewall. Dan juga mengkonfigurasikan firewall dengan membuka portport yang tepat untuk melakukan hubungan koneksi ke internet, karena dengan mengkonfigurasi port-port tersebut suatu firewall dapat menyaring paket-paket data yang masuk yang sesuai dengan policy atau kebijakannya. Arsitektur firewall ini yang akan digunakan untuk mengoptimalkan suatu firewall pada jaringan.
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Internet seringkali disebut sebagai dunia tanpa batas. Beragam
informasi bisa didapat di internet dan siapapun bisa mengakses informasi tersebut. Seiring
perkembangan
teknologi informasi, internet tak hanya memberikan kontribusi
positif bagi kehidupan
tetapi juga ancaman. Ancaman lebih menakutkan justru datang dari
dunia maya, mulai
dari serangan virus, trojan, phishing hingga cracker yang bias
mengobok‐obok keamanan
sistem komputer. Terhubung ke internet ibaratnya membuka pintu komputer untuk bisa
diakses oleh siapapun. Melalui pintu tersebutlah, anda dengan sangat mudah bisa
menjelajahi belantara dunia maya entah itu untuk berbelanja online, membaca
berita terkini, mengirim e_mail dan lain sebagainya.
Namun melalui pintu itu pulalah, hacker bisa masuk dan dengan mudah mengobok‐obok bahkan mengambil alih kendali system komputer. Pada banyak kesempatan, kita perlu menentukan pilihan mana yang harus
dipercaya dan mana yang tidak. Sekalipun sesuatu itu berasal dari sumber yang terpercaya dan aman
untuk dijalankan. Bisa saja Anda menerima e_mail
dari sumber terpercaya yang di dalamnya disertakan sebuah link dan mengkliknya. Namun siapa sangka jika ternyata
melalui link tersebut, hacker menyelipkan program jahat untuk memata‐matai komputer tanpa sepengetahuan Anda. Untuk itulah, komputer membutuhkan suatu benteng yang mampu
melindungi komputer dari ancaman berbahaya di internet. Di dunia maya,
benteng ini disebut dengan firewall.
Keamanan komputer maupun jaringan komputer, terutama yang
terhubung ke internet harus direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik agar dapat
melindungi sumber daya (resource) dan investasi di dalamnya. Informasi (data) dan service
(pelayanan) sudah menjadi sebuah komoditi yang sangat penting. Kemampuan untuk
mengakses dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat menjadi sangat
esensial bagi suatu organisasi, baik yang berupa organisasi komersial (perusahaan),
perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, maupun individual (pribadi).
1.2. Tujuan
Berdasarkan dari latar belakang diatas tujuan dari penelitian ini
adalah agar dapat
mengoptimalisasikan firewall pada jaringan sehingga dapat
mengurangi ancamanancaman yang terdapat di dalam dunia internet dan kita menjadi merasa
lebih nyaman menjelajahi dunia internet.
1.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tulisan jurnal
ini adalah dengan
menggunakan Literatur. Dengan metode tersebut penulis mengumpulkan
berbagai
informasi yang berhubungan dengan pokok pembahasan pada tulisan
jurnal ini.
BAB II
Landasan Teori
2.1. Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan
peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel
sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data,
mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software
yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang
terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua,
puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.
Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan
Sebuah jaringan biasanya terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan
diantara satu dengan yang lain, dan saling berbagi sumber daya
misalnya CDROM,
Printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk saling
berkomunikasi secara
elektronik.
2.1.1. Jenis – Jenis Jaringan
Ada 3 macam jenis jaringan, yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil,
umumnya dibatasi
oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung,
atau sebuah
sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi.
Sumber : http://www.itgeorgia.com/images/WebNetwork4.gif
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya
antar wilayah
dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa
buah
jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar,
sebagai contoh
yaitu jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di
dalam sebuah
kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya.
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya
sudah
menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh
keseluruhan
jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di
Negara-negara lain.
2.2. Firewall
Internet merupakan sebuah jaringan komputer yang sangat terbuka di
dunia, konsekuensi
yang harus di tanggung adalah tidak ada jaminan keamanan bagi
jaringan yang terkait ke
Internet. Artinya jika operator jaringan tidak hati-hati dalam
menset-up sistemnya, maka
kemungkinan besar jaringan yang terkait ke Internet akan dengan
mudah dimasuki orang
yang tidak di undang dari luar. Adalah tugas dari operator
jaringan yang bersangkutan,
untuk menekan resiko tersebut seminimal mungkin. Pemilihan
strategi dan kecakapan
administrator jaringan ini, akan sangat membedakan apakah suatu
jaringan mudah
ditembus atau tidak.
Firewall merupakan alat untuk mengimplementasikan kebijakan
security (security
policy). Sedangkan kebijakan
security, dibuat berdasarkan perimbangan antara fasilitas
yang disediakan dengan implikasi security-nya. Semakin ketat
kebijakan security,
semakin kompleks konfigurasi layanan informasi atau semakin
sedikit fasilitas yang
tersedia di jaringan. Sebaliknya, dengan semakin banyak fasilitas
yang tersedia atau
sedemikian sederhananya konfigurasi yang diterapkan, maka semakin
mudah orang orang ‘usil‘ dari luar masuk kedalam sistem (akibat langsung dari
lemahnya kebijakan security).
Dalam dunia nyata, firewall adalah dinding yang bisa memisahkan
ruangan, sehingga kebakaran pada suatu ruangan tidak menjalar ke ruangan lainnya.
Tapi sebenarnya firewall di Internet lebih seperti pertahanan disekeliling
benteng, yakni mempertahankan terhadap serangan dari luar. Gunanya:
• membatasi gerak orang yang masuk ke dalam jaringan internal
• membatasi gerak orang yang keluar dari jaringan internal
• mencegah penyerang mendekati pertahanan yang berlapis
Jadi yang keluar masuk firewall harus acceptable. Firewall merupakan kombinasi dari
router, server, dan software pelengkap yang tepat.
Firewall merupakan suatu cara/sistem/mekanisme yang diterapkan
baik terhadap
hardware , software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk
melindungi, baik
dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak suatu atau semua hubungan/kegiatan suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan
merupakan ruang lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah workstation,
server, router, atau local area network (LAN) anda.
Sumber : Artikel Internet (Firewall)
Firewall didefinisikan sebagai sebuah komponen atau kumpulan
komponen yang
membatasi akses antara sebuah jaringan yang diproteksi dan
internet, atau antara
kumpulan-kumpulan jaringan lainnya (Building Internet Firewalls,
oleh Chapman dan
Zwicky). A firewall is a system or group of systems that
enforces an access control policy
between two networks (http://www.clark.net/pub/mjr/pubs/fwfaq/). The main purpose of a
firewall system is to control access to or from a protected
network. It implements a
network access policy by forcing connections to pass through the
firewall, where they can
be examined and evaluated (http://csrc.ncsl.nist.gov/nistpubs/800-10/node31.html).
2.2.1 Tugas – Tugas Firewall
Firewall secara umum di peruntukkan untuk melayani :
• Mesin/Komputer
Setiap mesin komputer yang terhubung langsung ke jaringan luar
atau internet dan
menginginkan semua yang terdapat pada komputernya terlindungi.
• Jaringan
Jaringan komputer yang terdiri lebih dari satu buah komputer dan
berbagai jenis
topologi jaringan yang digunakan, baik yang di miliki oleh
perusahaan, organisasi
dsb.
Firewall mempunyai beberapa tugas :
• Pertama dan yang terpenting adalah: harus dapat
mengimplementasikan kebijakan
security di jaringan (site security policy). Jika aksi
tertentu tidak diperbolehkan oleh
kebijakan ini, maka firewall harus meyakinkan bahwa semua usaha
yang mewakili
operasi tersebut harus gagal atau digagalkan. Dengan demikian,
semua akses ilegal
antar jaringan (tidak diotorisasikan) akan ditolak.
• Melakukan filtering: mewajibkan semua trafik yang ada untuk
dilewatkan melalui
firewall bagi semua proses pemberian dan pemanfaatan layanan
informasi. Dalam
konteks ini, aliran paket data dari/menuju firewall, diseleksi
berdasarkan IP-address,
nomor port, atau arahnya, dan disesuaikan dengan kebijakan
security.
• Firewall juga harus dapat merekam/mencatat even-even
mencurigakan serta
memberitahu administrator terhadap segala usaha-usaha menembus
kebijakan
security.
Ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh
firewall :
• Firewall tidak bisa melindungi dari serangan orang dalam
• Firewall tidak bisa melindungi serangan yang tidak melalui
firewall tersebut (tidak
melalui chocke point). Misalnya ada yang memasang dial-up service,
sehingga
jaringan bisa diakses lewat modem.
• Firewall tidak bisa melindungi jaringan internal terhadap
serangan-serangan model
baru.
• Firewall tidak bisa melindungi jaringan terhadap virus.
Sumber : Artikel Internet (Modul Personal Firewall)
2.2.2. Karakteristik Firewall
1. Seluruh hubungan/kegiatan dari dalam ke luar , harus melewati
firewall. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi baik secara fisik
semua akses
terhadap jaringan lokal, kecuali melewati firewall. Banyak sekali
bentuk jaringan
yang memungkinkan.
2. Hanya Kegiatan yang terdaftar/dikenal yang dapat
melewati/melakukan hubungan,
hal ini dapat dilakukan dengan mengatur policy pada konfigurasi
keamanan lokal.
Banyak sekali jenis firewall yang dapat dipilih sekaligus berbagai
jenis policy yang
ditawarkan.
3. Firewall itu sendiri haruslah kebal atau relatif kuat terhadap
serangan/kelemahan.
Hal ini berarti penggunaan sistem yang dapat dipercaya dan dengan
operating system
yang relatif aman.
2.2.3. Teknik Yang Digunakan Firewall
1. Service Control (kendali terhadap layanan)
Berdasarkan tipe-tipe layanan yang digunakan di Internet dan boleh
diakses baik
untuk kedalam ataupun keluar firewall. Biasanya firewall akan
mencek no IP
Address dan juga nomor port yang di gunakan baik pada protokol TCP
dan UDP,
bahkan bisa dilengkapi software untuk proxy yang akan menerima dan
menterjemahkan setiap permintaan akan suatu layanan sebelum
mengijinkannya.
Bahkan bisa jadi software pada server itu sendiri, seperti layanan
untuk web maupun
untuk mail.
2. Direction Conrol (kendali terhadap arah)
Berdasarkan arah dari berbagai permintaan (request)
terhadap layanan yang akan
dikenali dan diijinkan lewat firewall.
3. User control (kendali terhadap pengguna)
Berdasarkan pengguna/user untuk dapat menjalankan suatu layanan,
artinya ada user
yang dapat dan ada yang tidak dapat menjalankan suatu servis,hal
ini di karenakan
user tersebut tidak di ijinkan untuk melewati firewall. Biasanya
digunakan untuk
membatasi user dari jaringan lokal untuk mengakses keluar, tetapi
bisa juga
diterapkan untuk membatasi terhadap pengguna dari luar.
4. Behavior Control (kendali terhadap perlakuan)
Berdasarkan seberapa banyak layanan itu telah digunakan. Misal,
firewall dapat
memfilter email untuk menanggulangi/mencegah spam.
2.2.4. Tipe – Tipe Firewall
1. Packet Filtering Router
Packet Filtering diaplikasikan dengan cara mengatur semua packet
IP baik yang
menuju, melewati atau akan dituju oleh packet tersebut. Pada tipe
ini packet tersebut
akan diatur apakah akan di terima dan diteruskan atau di tolak.
Penyaringan packet
ini di konfigurasikan untuk menyaring paket yang akan di transfer
secara dua arah
(baik dari dan ke jaringan lokal). Aturan penyaringan didasarkan
pada header IP dan
transport header, termasuk juga alamat awal (IP) dan alamat tujuan
(IP), protocol
transport yang di gunakan (UDP, TCP), serta nomor port yang
digunakan. Kelebihan
dari tipe ini adalah mudah untuk di implementasikan, transparan
untuk pemakai,
relatif lebih cepat.
Adapun kelemahannya adalah cukup rumitnya untuk menyetting paket
yang akan
difilter secara tepat, serta lemah dalam hal authentikasi. Adapun
serangan yang dapat
terjadi pada firewall dengan tipe ini adalah:
• IP address spoofing : Intruder (penyusup) dari luar dapat
melakukan ini dengan
cara menyertakan/menggunakan ip address jaringan lokal yang telah
diijinkan
untuk melalui firewall.
• Source routing attacks : Tipe ini tidak menganalisa informasi
routing sumber IP,
sehingga memungkinkan untuk membypass firewall.
• Tiny Fragment attacks : Intruder membagi IP kedalam
bagian-bagian (fragment)
yang lebih kecil dan memaksa terbaginya informasi mengenai TCP
header.
Serangan jenis ini di design untuk menipu aturan penyaringan yang
bergantung
kepada informasi dari TCP header. Penyerang berharap hanya bagian
(fragment)
pertama saja yang akan di periksa dan sisanya akan bisa lewat
dengan bebas. Hal
ini dapat di tanggulangi dengan cara menolak semua packet dengan
protocol TCP
dan memiliki offset = 1 pada IP fragment (bagian IP)
Sumber : Artikel Internet (Ammar-Firewall)
2. Application-Level Gateway
Application-level Gateway yang biasa juga di kenal sebagai proxy
server yang berfungsi untuk memperkuat/menyalurkan arus aplikasi. Tipe ini akan mengatur
semua hubungan yang menggunakan layer aplikasi ,baik itu FTP, HTTP, GOPHER dll.
Cara kerjanya adalah apabila ada pengguna yang menggunakan salah
satu aplikasi
semisal FTP untuk mengakses secara remote, maka gateway akan
meminta user
memasukkan alamat remote host yang akan di akses.Saat pengguna
mengirimkan user ID serta informasi lainnya yang sesuai maka gateway akan melakukan
hubungan terhadap aplikasi tersebut yang terdapat pada remote host, dan menyalurkan
data diantara kedua titik. Apabila data tersebut tidak sesuai maka firewall tidak akan
meneruskan data
tersebut atau menolaknya. Lebih jauh lagi, pada tipe ini firewall
dapat di konfigurasikan
untuk hanya mendukung beberapa aplikasi saja dan menolak aplikasi
lainnya untuk
melewati firewall.
Kelebihannya adalah relatif lebih aman daripada tipe packet
filtering router lebih mudah
untuk memeriksa dan mendata semua aliran data yang masuk pada
level aplikasi.
Kekurangannya adalah pemrosesan tambahan yang berlebih pada setiap
hubungan. Yang
akan mengakibatkan terdapat dua buah sambungan koneksi antara
pemakai dan gateway,
dimana gateway akan memeriksa dan meneruskan semua arus dari dua
arah.
Sumber : Artikel Internet (Ammar-Firewall)
3. Circuit-level Gateway
Tipe ketiga ini dapat merupakan sistem yang berdiri sendiri , atau
juga dapat
merupakan fungsi khusus yang terbentuk dari tipe application-level
gateway.tipe ini
tidak mengijinkan koneksi TCP end to end (langsung) Cara kerjanya : Gateway akan mengatur kedua hubungan TCP tersebut,
1 antara dirinya dengan TCP pada pengguna lokal (inner host) serta 1
lagi antara dirinya dengan TCP pengguna luar (outside host). Saat dua buah
hubungan terlaksana, gateway akan menyalurkan TCP segment dari satu hubungan ke lainnya
tanpa memeriksa isinya. Fungsi pengamanannya terletak pada penentuan
hubungan mana yang di ijinkan. Penggunaan tipe ini biasanya dikarenakan
administrator percaya dengan pengguna internal (internal users).
Sumber : Artikel Internet (Ammar-Firewall)
2.2.5. Merencanakan Jaringan Dengan Fireawll
Merencanakan sistem firewall pada jaringan, berkaitan erat dengan
jenis fasilitas apa yang akan disediakan bagi para pemakai, sejauh mana level
resiko-security yang bisa
diterima, serta berapa banyak waktu, biaya dan keahlian yang
tersedia (faktor teknis dan
ekonomis). Firewall umumnya terdiri dari bagian filter (disebut
juga screen atau choke)
dan bagian gateway (gate). Filter berfungsi untuk membatasi
akses, mempersempit kanal, atau untuk memblok kelas trafik tertentu.
Terjadinya pembatasan akses, berarti akan mengurangi fungsi
jaringan. Untuk tetap
menjaga fungsi komunikasi jaringan dalam lingkungan yang
ber-firewall, umumnya
ditempuh dua cara :
• Pertama, bila kita bayangkan jaringan kita berada dalam
perlindungan sebuah
benteng, komunikasi dapat terjadi melalui pintu-pintu keluar
benteng tersebut. Cara
ini dikenal sebagai packet-filtering, dimana filter hanya
digunakan untuk menolak
trafik pada kanal yang tidak digunakan atau kanal dengan
resiko-security cukup
besar, sedangkan trafik pada kanal yang lain masih tetap
diperbolehkan.
Berbagai kebijakan dapat diterapkan dalam melakukan operasi packet
filtering. Pada
intinya, berupa mekanisme pengontrollan data yang diperbolehkan
mengalir dari
dan/atau ke jaringan internal, dengan menggunakan beberapa
parameter yang
tercantum dalam header paket data: arah (inbound atau outbound),
address asal dan
tujuan, port asal dan tujuan, serta jenis protocol transport.
Router akan mengevaluasi
informasi ini dalam setiap paket data yang mengalir melaluinya,
kemudian
menetapkan aksi yang harus dilakukan terhadap paket tersebut,
berdasarkan set
aturan/program dalam packet-filtering. Sehingga keputusan routing
dasar router
tersebut, kemudian dilengkapi dengan bagian dari kebijakan
security jaringan.
Tabel berikut akan menunjukan contoh konfigurasi operasi
packet-filtering, untuk
menyediakan hanya fasilitas SMTP inbound dan outbound pada
jaringan.
Sumber : http://www.klik-kanan.com/fokus/firewall4.shtml
Aturan A dan B melayani hubungan SMTP inbound (email datang),
aturan C dan D
melayani hubungan SMTP outbound (email keluar) serta aturan E
merupakan aturan
default yang dilakukan bila aturan aturan sebelumnya gagal. Kalau
diamati lebih
dekat, selain trafik SMTP konfigurasi tersebut juga masih
membolehkan hubungan
masuk dan keluar pada port >1023 (aturan B dan D), sehingga
terdapat kemungkinan
bagi program-program server seperti X11 (port 6000), OpenWindows
(port 2000),
atau kebanyakan program basis-data (Sybase, Oracle, Informix,
dll), untuk
dihubungi dari luar. Untuk menutup kemungkinan ini, diperlukan
evaluasi parameter
lain, seperti evaluasi port asal. Dengan cara ini, satu-satunya
celah menembus
firewall adalah dengan menggunakan port SMTP. Bila kita masih juga
kurang yakin
dengan kejujuran para pengguna port ini, dapat dilakukan evaluasi
lebih lanjut dari
informasi ACK.
• Cara kedua, menggunakan sistem proxy, dimana setiap komunikasi
yang terjadi
antar kedua jaringan harus dilakukan melalui suatu operator, dalam
hal ini proxy
server. Beberapa protokol, seperti telnet dan SMTP (Simple Mail
Transport
Protocol), akan lebih efektif ditangani dengan evaluasi paket (packet
filtering),
sedangkan yang lain seperti FTP (File Transfert Protocol),
Archie, Gopher dan
HTTP (Hyper-Text Transport Protocol) akan lebih efektif
ditangani dengan sistem
proxy. Kebanyakan firewall menggunakan kombinasi kedua teknik ini
(packet
filtering dan proxy).
Dalam jaringan yang menerapkan sistem proxy, hubungan komunikasi
ke internet
dilakukan melalui sistem pendelegasian. Komputer-komputer yang
dapat dikenali
oleh internet bertindak sebagai 'wakil' bagi mesin lain yang ingin
berhubungan ke
luar. Proxy server untuk (kumpulan) protokol tertentu dijalankan
pada dual-homed
host atau bastion-host, dimana seluruh pemakai jaringan dapat
berkomunikasi
dengannya, kemudian proxy server ini bertindak sebagai delegasi.
Dengan kata lain
setiap program client akan berhubungan dengan proxy server dan
proxy server ini
lah yang akan berhubungan dengan server sebenarnya di internet.
Proxy server akan
mengevaluasi setiap permintaan hubungan dari client dan memutuskan
mana yang
diperbolehkan dan mana yang tidak. Bila permintaan hubungan ini
disetujui, maka
proxy server me-relay permintaan tersebut pada server sebenarnya.
Ada beberapa istilah menunjuk pada tipe proxy server, diantaranya
proxy level aplikasi,
proxy level circuit, proxy generik atau khusus, proxy cerdas, dll.
Apapun jenis proxy
yang digunakan, ada beberapa konsekuensi implementasi sistem ini:
• Pada umumnya memerlukan modifikasi client dan/atau prosedur
akses serta
menuntut penyediaan program server berbeda untuk setiap aplikasi.
• Penggunaan sistem proxy memungkinkan penggunaan private IP
Address bagi
jaringan internal. Konsekuensinya kita bisa memilih untuk
menggunakan IP Address
kelas A (10.x.x.x) untuk private IP address yang digunakan dalam
jaringan internet;
sehingga komputer yang dapat tersambung dalam jaringan internal
dapat mencapai
jumlah jutaan komputer.
• Paket SOCKS atau TIS FWTK merupakan contoh paket perangkat lunak
proxy yang
sering digunakan dan tersedia bebas di internet.
BAB III
Pembahasan
Untuk melakukan optimalisasi suatu firewall ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan.
Diantaranya :
_ Yang pertama kita perlu menentukan Policy atau kebijakan
firewall terebut. Kerena
penentuan policy atau kebijakan merupak hal yang sangat
penting, baik atau buruknya
sebuah firewall sangat ditentukan oleh policy atau
kebijakan yang diterapkan. Penentuan
kebijakan tersebut meliputi :
• Menentukan apa saja yang perlu dilayani. Artinya apa saja yang
akan dikenai
kebijakan yang akan kita buat.
• Menentukan individu atau kelompok-kelompok yang akan dikenai
policy atau
kebijakan tersebut.
• Menentukan layanan-layanan yang dibuthkan oleh tiap-tiap
individu atau
kelompok yang menggunakan jaringan.
• Berdasarkan setiap layanan yang digunakan oleh individu atau
kelompok tersebut
akan ditentukan bagaimanan konfigurasi terbaik yang akan
membuatnya semakin
nyaman.
• Menerapkan semua policy atau kebijakan tersebut.
_ Berikutnya dapat menganalisis daftar port-port yang digunakan
oleh berbagai
protocol dan membuka port-port tersebut kedalam firewall dan
port-port terebut harus
tepat. Server web biasanya diidentifikasikan melalui port 80, FTP
(File Transfer
Protocol) melalui port 21, SSH
melaui port 22. Port ini menunjukan port mana yang
harus dibuka di sisi server web. Pada PC port-port yang perlu
dibuka adalah untuk
membuat koneksi keluar, settingan untuk itu biasanya telah
dilakukan oleh firewall secara otomatis ketika ketika kita menjalankan sebuah program yang
memerlukan koneksi ke internet. Ketika kita telah mengetahui port-port mana saja yang
dibutuhkan oleh program buka port-port tersebut kedalam firewall.
Pada dasarnya, semakin banyak port yang terbuka pada firewall maka
semakin tidak
aman PC tersebut, terutama pada file dan printer-sharing di bawah
Windows. Hacker
sering menemukan dan memanfaatkan titik-titik kelemahan yang ada.
Jika kita sedang
menggunakan notebook yang terhubung ke hotspot umum tutup
port-port yang terbuka.
Firewall modern akan secara otomatis mengenali jaringan dan
mengkonfigurasi diri
sendiri seseuai dengan situasi. Kebanyakan firewall masa kini
menawarkan fungsi setting
otomatis untuk file dan printer-sharing. Pada firewall lain
seperti XP-firewall harus setiap
kali dikonfugurasi secara manual. Untuk mengaktifkan file dan
printer-sharing, buka port
TCP 139 dan 445 serta port UDP 137 dan 138 untuk data masuk.
Selain itu kita perlu
mengijinkan permintaan echo ICMP.
Apabila kita terkoneksi ke internet melalui sebuah router ada
baiknya jika
mengkonfigurasi router tersebut. Settingan router yang perlu
dirubah adalah fungsi Port
Forwarding yang harus
diaktifkan, karena pada kebanyakan router suatu fungsi Port
Forwarding biasanya
telah dimatikan secara default. Dengan konfigurasi yang tepat,
router akan menolak paket IP dengan pengirim palsu.
_ Pengoptimalisasian firewall yang berikutnya adalah menentukan
konfigurasi suatu
firewall dengan tepat. Ada beberapa konfigurasi firewall :
• Dual-homed host
Sumber : http://library.adisanggoro.or.id/Security/TransparanDigisec-5firewall.htm
Dual homed host bisa menjadi router, namun untuk menjadi firewall
lalu lalu-lintas
IP dalam arsitektur ini benar-benar di-blok. Jadi kalau ada paket
yang mau keluar
masuk, harus lewat proxy.
• Screened Host
Menggunakan bastion host yang diletakkan dalam intranet, dan
seluruh komunikasi
keluar masuk harus melalui proxy pada bastion dan kemudian melalui
screening
router. Bastion host merupakan sistem/bagian yang dianggap tempat
terkuat dalam
sistem keamanan jaringan oleh administrator.atau dapat di sebut
bagian terdepan
yang dianggap paling kuat dalam menahan serangan, sehingga menjadi
bagian
terpenting dalam pengamanan jaringan, biasanya merupakan komponen
firewall atau
bagian terluar sistem publik.
Sekilas terlihat bahwa dual-homed architecture lebih aman, tetapi
dalam prakteknya
banyak kegagalan sistem yang memungkinkan paket lewat dari satu
sisi ke sisi
lainnya dalam dual homed architecture. Jadi alasan utama
menggunakan screened
host architecture adalah karena router lebih mudah diamankan
ketimbang sebuah
komputer/host. Kejelekan utama kedua-duanya adalah mereka memiliki
‘single point
of failure’.
• Screened Subnet
Alasan mengapa Bastion host sering menjadi target serangan. Karena
idenya adalah
kalau bastion host berhasil dibobol, jangan sampai penyerang masuk
ke dalam
jaringan internal. Oleh karena itu bastion host diletakkan di
perimeter network.
Untuk membobol jaringan, hacker harus menyerang exterior router
dan interior
router. Ada juga yang memiliki perimeter berlapis, dimana
syaratnya agar efektif
adalah sistem pertahan tiap lapis harus berbeda-beda.
Perimeter network yaitu
kalau ada orang yang berhasil menembus ke exterior router
dan bastion, maka sang penyerang hanya bisa melihat paket yang
berkeliaran di
perimeter network saja. Jadi lalu-lintas komunikasi pada jaringan
internal (yang
relatif sensitif) tidak dapat dilihat oleh penyerang dari
perimeter network.
Bastion host Bertindak
sebagai titik masuk koneksi dari luar, termasuk SMTP, FTP
dan DNS. Sedangkan untuk melakukan koneksi dari client ke server
di Internet dapat
dilakukan dengan 2 cara:
Mengizinkan router-router agar klien bisa berhubungan dengan
server Internet
secara langsung.
Menggunakan proxy server pada bastion.
Interior router melindungi
internal network dari Internet dan perimeter network.
Sebaiknya lalu-lintas yang diizinkan antara bastion dengan client,
hanyalah yang
penting-penting saja. Misalnya hubungan SMTP antara bastion dengan
mail server
internal. Perhatikan komputer server internal apa saja yang
terhubung dengan
bastion, karena itulah yang akan menjadi target serangan jika
bastion berhasil
dihancurkan oleh hacker.
Exterior router pada
prakteknya mengizinkan banyak paket keluar, dan hanya sedikit
memfilter paket masuk. Namun, biasanya untuk screening network
internal,
settingnya sama antara internal dan external router. Tugas utama
external router
adalah untuk memblok paket yang memiliki alamat yang palsu dari
luar (karena
berusaha menyamar dengan alamat IP salah satu host dalam internal
network).
Karena pasti dari Internet. Kenapa tidak di internal router?
Karena masih bisa dari
perimeter net yang sedikit lebih trusted.
BAB IV
Kesimpulan
Suatu keamanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia
internet baik
keamanan komputer maupun keamanan jaringan yang banyak dipenuhi
dengan berbagai
ancaman baik dari dalam maupun dari luar, dan firewall merupakan
solusi untuk dapat
mengatasi keamanan tersebut. Dengan suatu konfigurasi yang tepat
pada firewall maka
kemungkinan untuk mengamankan suatu data atau komputer pada
jaringan menjadi jauh
lebih aman.
Konfigrasi suatu firewall yang pertama adalah penentuan policy atau
kebijakan firewall
tersebut tentang apa saja yang akan dikenai kebijakan tersebut,
siapa saja yang akan
dikenai kebijakan tersebut dan layanan-layanan yang dibutuhkan
tiap individu tersebut.
Kemudian menentukan port-port yang digunakan oleh berbagai
protokol dan membuka
port-port tersebut kedalam firewall, dan juga membuka port yang
digunakan untuk file
sharing dan request ping. Selanjutnya adalah menentukan suatu
konfigurasi yang tepat
dan sesuai dengan keadaan jaringannya. Screened subnet merupakan
konfigurasi yang
paling tinggi tingkat keamanannya, karena pada konfigurasi ini
digunakan 2 buah paket
filtering router, sehingga jaringan local menjadi tidak terlihat (invisible)
dan tidak dapat
mengkonstruksi routing langsung ke internet atau dengan kata lain
internet menjadi
invisible karena
router luar yang akan melayani hubungan antara internet dan bastion
host, namum bukan berarti jaringan local tidak dapat melakukan
koneksi ke internet.
Dengan konfigurasi tersebut memungkinkan firewall kita dapat
menigkatkan keamanan
yang jauh lebih baik dari ancaman-ancaman internet. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa jaringan kita tetap dapat diserang oleh hacker yang
serangannya sangat terarah. Namun lebih
baik sedikit terlindungi daripada tidak sama sekali.